Jika ia menghampirimu (FUTUR)


Jika ia menghampirimu (FUTUR)


Ketika seseorang yang biasa bersemangat menamatkan Al-Qur’an satu juz dalam satu hari,
kemudian menurun atau tiba-tiba kehilangan semangat membaca Al-Qur’an,
Ketika seseorang merasa segan untuk melakukan perbuatan baik atau beribadah
Ketika seseorang merasa menjalani hari-hari seperti robot yang tidak memiliki ruh
Ketika hati terasa beku sulit untuk dicairkan..
Ketika semangat ibadah kian berkurang jatahnya untuk dilaksanakan..
Dan sesungguhnya… ketika itu , Aku, mungkin juga kalian sedang FUTUR
Sesungguhnya bagi setiap amalan ada masa-masa rajin dan tiap-tiap masa rajin ada futur.
Namun, barangsiapa yang futurnya menjurus kepada sunnahku,maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk. Barangsiapa pula yang futurnya menjurus kepada selain sunnahku, maka ia telah tersesat.” [HR.Al-Bazzar]
FUTUR ,,Sebuah istilah yang menggambarkan kondisi ruhiyyah seseorang yang sedang menurun.
Atau dengan istilah yang lebih sederhana, futur ialah “penurunan semangat beribadah.”
Efek terburuknya berupa, ‘ingitha’ (terputusnya aktivitas) setelah istimrar (kontinyu) dilaksanakan.
Sedangkan efek minimalnya adalah timbulnya sikap acuh, berkembangnya rasa malas, berlambat-lambat dan bersantai-santai, dimana sikap tersebut datang setelah sikap giat bergerak.
Ada futur yang masih tergolong rendah dan ada futur yang sifatnya kronis.
Futur yang terbilang rendah, biasanya tergambar dalam penurunan kualitas dan kuantitas ibadahnya saja.
Artinya ia masih berada di rel yang benar, ia masih mengikuti gerbong Al-Qur’an dan as-Sunah.
Meskipun, kadang ia tertatih-tatih di rel itu, dan bahkan teringgal di belakang.
Futur yang seperti ini, pada permulaannya memang tidak terlalu berbahaya,
karena hal itu merupakan tabiat manusia, bahkan itulah “mungkin” yang dimaksud dengan al-imanu yazidu wa yanqusu, Iman itu kadang bertambah dan kadang berkurang.
Fluktuatif keimanan merupakan hal yang wajar bagi setiap orang, karena tidak ada di dunia ini manusia yang selamanya benar, seperti halnya tidak ada yang selamanya salah.
Akan tetapi, ketika kondisi seperti itu terus dibiarkan dalam rentang waktu yang cukup lama,
maka tentu saja lambat laun ia akan merosot dan terus merosot.
Kualitas keimanannya semakin lama akan semakin rendah dan lemah. Dan bahkan mungkin saja,
ia akhirnya terperosok pada futur “skala tinggi.” Bukan hanya penurunan kuantitas dan kualitas ibadahnya saja yang nampak pada dirinya, akan tetapi, lebih besar dari itu, ia tidak lagi berada pada rel ketaatan.
Ke-futur-annya digambarkan dengan beralihnya taat menjadi maksiat, pahala dengan dosa. Na’udzubillah min dzalik.
Penyebab Kefuturan:
  1. Hilangnya keikhlasan
  2. Berlebihan (ghulu) dalam ibadah (. Ia terlalu bangga dengan amalnya atau ia tidak wasapada hingga seluruh waktu dan  tenaganya ia habiskan untuk beribadah tanpa memperhatikan adab-adabnya, tanpa memberi kesempatan otak dan tubuhnya untuk rehat sementara.)
  3. Lemah dalam iman dan menuntut ilmu syar’i
  4. Ketergantungan hati kepada dunia dan melupakan akhirat
  5. Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dan cita-cita duniawi
  6. Melakukan dosa dan maksiat
  7. Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah)
Syaikh Islam Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata,”saat-saat futur bagi seorang yang beramal
adalah hal wajar yang harus terjadi. Seseorang masa fuurnya lebih membawa
ke arah muraqabah (pengawasa oleh Allah) dan pembenahan langkah,
selama ia tidak keluar dari amal-amal fardhu, dan tidak melaksanakan sesuatu
yang diharamkan oleh Allah SWT, diharapkan ketika pulih ia akan berada
dalam kondisi yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Sekalipun sebenarnya,
aktivitas ibadah yang disukai Allah adalah yang dilakukan
secara rutin oleh seorang hamba tanpa terputus.” (Madarij As-Salikin, 3/126).

Penawar Kefuturan:
  1. Memperbaharui keimanan. Yaitu dengan mentauhidkan Allah dan memohon kepada-Nya agar ditambah keimanan, serta memperbanyak ibadah, menjaga shalat wajib yang lima waktu dengan berjamaah di masjid, mengerjakan shalat-shalat sunnah rawatib, melakukan shalat tahajjud dan witir. Mengaktifkan kembali puasa sunnah.Begitu juga dengan bersedekah, silaturahmi, berbakti kepada kedua orang tua, dan lain-lain dari amal-amal ketaatan.
  2. Merasa selalu diawasi Allah ta’ala dan banyak berdzikir kepada-Nya
  3. Ikhlas ,sabar dan bertakwa
  4. Mensucikan hati (syirik, bid’ah dan kemaksiatan)
  5. Menuntut ilmu, tekun menghadiri pelajaran, majelis taklim, muhadharah ilmiyyah dan dauroh-dauoroh syar’iyyah.
  6. Mengatur waktu dan mengintrospeksi diri
  7. Mencari teman yang baik (shalih). Agar dikala kita tertimpa futur, ada tmn2 yg mengingatkan
  8. Memperbanyak mengingat kematian dan takut terhadap su’ul khatimah (akhir kehidupan yang jelek)
Maka, di sinilah pentingnya kita harus senantiasa mengontrol kondisi ruhiyyah kita masing2,
menimbangnya dengan timbangan-timbangan amal keseharian, sehingga kita bisa segera
menyadari apa yang sedang terjadi pada ruhiyyah….
Nb : catatan ini dibuat untuk menegur diri sendiri, juga untuk semua tmn2
yang semoga Allah senantiasa melindungi kita semua dari fana-ny dunia..
Natsumi Rei Alkhansa_3m1 13:00 WIB

0 komentar:

Ikhlas Tidak Selalu Berarti Rela


Ikhlas Tidak Selalu Berarti Rela

"Banyak orang yang rela berdzikir di dalam mobil mewahnya

Tetapi orang ikhlas ringan bersedekah dengan mobil mewahnya."

Apa yang kita sebut rela terkadang dia adalah hawa nafsu. Karena ikhlas hanya memfokuskan segala kepentingan dan tujuan2 yang menuju pada ketaatan Allah SWT semata. Tidak ada bagian untuk hawa nafsu ,karenanya berat bagi hawa nafsu untuk bersikap ikhlas. Karena dibalik ikhlas tidak ada bagian untuk hawa nafsu.
Karena ikhlas Nabi Ibrahim as masuk ke dalam api yang menyala-nyala. Karena ikhlas masyitoh masuk ke dalam tangki minyak yang menggelegap.
Ikhlas yang mengubah energi panas menjadi dingin, yang menjadikan gelegap tangki api menjadi jalan ke pintu surga untuk masyitoh. Ikhlas tidak selalu berarti rela. Wallahu alam bi showab. Hanya Allah saja yang mengetahui hakikat sebuah kebenaran. _Disampaikan oleh Ustad Bachtiar Nasir

0 komentar:

Catatan (Calon) Suami

Catatan (Calon) Suami

Untukmu calon istriku. . .
 

ada rindu disini
tolong jaga dirimu hingga ku bisa menghalalkan dirimu

ada resah disini
karna kuyakin sakinah kan kuraih bersamamu

ada sendu disini
karna penantian ini terkadang menyerabut sabar dihati

ada ricau disini
tak akan terhenti saat kau hadir

Rusuk asalku
yang kupahami tentangmu
kau bukan ciptaanNya yang sempurna
seperti diri ini juga yang banyak khilafnya

kau adalah pakaian untukku
begitu pula ku menjadi pakaian untukmu

teringat syair dari tetesan embun pagi

Lemah-lembutlah kepadanya
Namun jangan terlalu memanjakannya
Tegurlah bila ia tersalah
Namun janganlah lukai hatinya 

seperti itulah dirimu
semoga dengan perjalanan waktu
kesakinahan mampu mewujudkan dirinya lewat sikap kita yang dewasa

Untuk Allah, Dakwah dan Tarbiyah

Depok, 21 Juli 2012
Ditengah Penjagaan atas hal-hal yang belum dihalalkanNya

0 komentar:

Ukhuwah yang menggoda

*copas dari blog mpok 08.hehe*

Ukhuwah yang menggoda


teruntuk my beloved sista..
every muslimah in the world
Ada yang indah disini
Ia bernama ukhuwah
Ukhuwah yang begitu menggoda
Menggodaku untuk terus bersama kalian
Meneguhkanku saat rapuh
Membangunkanku saat terlelap
Ukhuwah ini bukan tanpa luka kawan
Pernah rongga ini tergores oleh lisanmu
Memang lisan tak bertulang dan lebih tajam dari pedang
Sempat ku kendur, ingin mundur karena futur
Namun lagi – lagi,
Sapaan hangat dan senyuman manis menahanku
Tak kudapat di tempat lain ukhti
Tak kudapati saudara/i sepertimu
Kadang ukhuwah ini jadi candu
Merekat sebagian dari kita tanpa cela
Namun melepas yang lain tanpa ampun
 Hingga tanpa sadar ada seseorang disana yang belum tersapa
Untaian kata di pesan singkatmu penuh makna
Dakwah ini semakin indah dengan ukhuwah
Teringatku masa – masa perjuangan bersama kita
Kepulan asap dapur puncak yang mengebul
Hilangnya pasak tenda untuk kita bermalam
Selasar kiri bawah masjid yang penuh ukhuwah
Kebun teh menjadi saksi perjuangan
Bila dakwah perjuangannya
Maka ukhuwah perekatnya
Salam Cinta penuh perjuangan

0 komentar:

Jamal eh Jam Malam

Jamal eh Jam Malam


*Copas dari Blog Akhwat 2008. belom izin. lupa. abis seru nih*

Especially for All Akhwat in this Way of Dakwah :)
Dakwah kampus memang unik
punya karakteristik sendiri yang tidak dimiliki dakwah di tempat lain
seperti  aturan – aturan yang ditetapkan di dalamnya
termasuk yang satu ini
jam malam
batas waktu maksimal berlaku bagi beberapa hal
jam 7 sudah gak ada di kampus  kecuali yang kuliah sore dan pulang agak malam
itu pun ketika pulang ada “satpam” yang menjaga dari belakang
peraturan ini wa bil khusus akhwat
pernah suatu ketika saya bandel melanggarnya
dan benar saja, alarm berbunyi, para “satpam” kampus segera bergerak
dari mulai sms, ditegur langsung sampai diikutin langkahnya
risih awalnya
hei, this is my life
gak usah kalian atur – atur untuk urusan remeh temeh gini deh
jiwa pemberontak saya muncul
akhirnya suatu waktu kembali nekat pulang melebihi jam malam tanpa izin
oh, iya bagi yg memiliki udzur untuk lewat jam malam
maka harus izin kepada pihak – pihak berwenang
dan yang terjadi adalah...
ada beberapa anjing kalau tidak salah ada empat ekor di dekat bengkel sipil
aku yang paranoid dengan anjing bingung gak tau harus berbuat apa
Alhamdulillah
Pertolongan Allah begitu dekat
Ada abang – abang yang masih mengelas di bengkel mesin dan kemudian membantuku untuk mengusir anjing – anjing itu hingga benar – benar jauh dari pandangan
Astaghfirullah
Apa jadinya kalau aku harus menghadapi para kawanan anjing itu seorang diri
Fiuh...
Akhirnya kuberanikan diri bertanya kepada kakak akhwat yang begitu sabar menanggapi pertanyaan kritis dan bertubi – tubiku
“Kak, kenapa akhwat gak boleh pulang lewat dari jam 7?”
“Menurut anti kenapa?”
“lah saya nanya, kakak malah tanya balik. Gak ngerti saya kak”
“begini ukhti shalihat, kurang ahsan akhwat yang dikenal sebagai penyeru kebaikan malah terlihat sering pulang malam. Bayangkan bila ada laki – laki iseng di pintu belakang yang menggodanya. Sebelum kakak disini, sudah ada peristiwa yang kurang pantas dialami seorang akhwat saat pulang malam.” Kakak itu mulai bercerita
Akhwat X pulang malam. Seorang diri melewati jalan kecil belakang kampus. Tak lama ada segerombolan pemuda yang tak bisa menahan syahwatnya. Entah apa motifnya. Dan benar saja, akhwat itu menjadi korban kebiadaban gerombolan pemuda tersebut. Harga dirinya di renggut paksa. Ditemukan keesokan paginya dalam keadaan tidak bernyawa.
Astaghfirullah
Aku sadar memang jam malam ini membawa lebih banyak kebaikan bagi kami para akhwat
Kampus memang indah
Segala peraturan yang dterapkan memang sesuai kebutuhan
Tak dapat kubayangkan apa jadinya bila aku harus menghadapi nasib yang sama dengan akhwat itu
Semangat bermanfaat untuk umat

Berhati-hati lebih baik dari pada Nekat. :)

0 komentar:

Kekecewaan dalam dakwah (Curhat)

Sungguh, jalan dakwah ini sungguh membuatku kebingungan.

Ane baru saja dapet ilmu di tasqif, bahwa yang yang menjadi pilar pemerintahan (kepemimpinan) itu ada 3
1. Pemimpin
2. Rakyat
3. Sistem

Dan setelah mendapat ilmu itu, ane berkaca pada perjalanan dakwah yang telah ane hadapi selama 2 tahun ini. kita telaah satu persatu, 

Secara kepemimpinan, dalam pengalamanku memang terlihat tertata rapih. jabatan" penting telah di tempati oleh orang-orang tarbiyah. dan dibelakang mereka ada ikhwah lain yang siap memback-up. menurut ane ini sudah benar

Rakyat, Rakyat ini yang cukup bingung. atas dasar apa kita terpilih menjadi rakyat? dan mengapa rakyat nya perlahan berguguran begini? dan menjadi rakyat pun rasanya hanya tsiqoh dan taat saja yang diperlukan. padahal masih ada arkanul baiah yg lain.

Sistem, ini yang sebenarnya ane masih bingung. bagaimana sistem dalam dakwah ini. Kenapa ini sifat nya Amniah(Rahasia). apa pertimbangan untuk menempatkan posisi. mengapa

Karena seperti inilah, muncul orang orang yang memberontak dengan jalan ini. "Barisan Sakit Hati" lah, "Pemberontak penuh Akhlak" lah.
Ini menandakan bahwa sistem dakwah ini ada yang salah.
ada saja yang mengeluh, dan ada saja yang kecewa dan akhirnya menghilang begitu saja bagai diterpa angin.

Kapan dakwah ini bisa menuju Zaman yang terang benderang? Apa akan selalu kita berada dalam Zaman Jahiliyah yang Nyaman? Apa parameter kesuksesan dakwah kita? apa kita ini DO, Dakwah Organizer? Sampai kapan ini akab berlanjut akhi?

Ini sungguh aneh.
Dan sekarang ane terpilih menjadi Project Officer salah satu acara besar di kampus.
Ane masih bingung? Kenapa Ane? Padahal masih banyak ikhwah lain yang mempunyai kapasistas untuk menepati jabatan ini. dan ane sudah memberikan konsekuensi bila ane terpilih menjadi PO. dan alasan itu tak bisa di sanggah sebenarnya.
dan jawaban mereka para MS : "yang lain akan mendapat amanah yang gak kalah penting akh. nanti antum juga tahu"

Dan sekarang ane mencoba untuk Ikhlas atas semua ini.

Teruntuk para Aktivis Dakwah. Yang tersesat di jalan yang benar
Terutama INSAN, FATH, dan MUMTAZ.

0 komentar:

Tata Cara Istikhoroh
Pertama: Ketika ingin melakukan suatu urusan yang mesti dipilih salah satunya, maka terlebih dahulu ia pilih di antara pilihan-pilihan yang ada.
Kedua: Jika sudah bertekad melakukan pilihan tersebut, maka kerjakanlah shalat dua raka’at (terserah shalat sunnah apa saja sebagaimana dijelaskan di awal).
Ketiga: Setelah shalat dua raka’at, lalu berdo’a dengan do’a istikhoroh:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ رَضِّنِى بِهِ
Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.
[Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga aku pun ridho dengannya]
Keempat: Lakukanlah pilihan yang sudah dipilih di awal tadi, terserah ia merasa mantap atau pun tidak dan tanpa harus menunggu mimpi. Jika itu baik baginya, maka pasti Allah mudahkan. Jika itu jelek, maka pasti ia akan palingkan ia dari pilihan tersebut.
Demikian penjelasan kami mengenai panduan shalat istikhoroh. Semoga bermanfaat.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

0 komentar:

Aku jatuh cinta pada mu ukhti!

"Aku jatuh cinta pada mu Ukhti!"

mungkin tak sedikit (alhamdulillah kalo sedikit) yang berkata seperti ini dalam hati seorang ikhwan (laki-laki).
Layaknya seorang lelaki, pasti akan jauth cinta pada seorang perempuan. Dan kapan rasa cinta itu datang, tiada yang tahu.

Jatuh cinta dalam perjalanan dakwah memang ada saja. ini yang biasa di sebut VMJ (Virus Merah Jambu). bila seorang ikhwan ataupun akhwat yang terkena virus ini. sulit untuk mencaari anti-virusnya. karena anti-virus nya harus dicari sendiri karena ini penyakit hati, dimana penyakit hati itu harus di obati oleh pribadi orang itu sendiri.

Walaupun kita sering menjaga pandangan, dan tahu akan batas-batas antara ikhwan dan akhwat. komunikasi yang terlalu intensif akan menimbulkan rasa cinta itu tumbuh secara tidak sengaja. misalnya dalam sering bertemu dalam suatu kepanitiaan (katanya sih kordinasi) tapi ketemu nya sama dia terusss. lama kelamaan, muncul deh rasa itu.

Kita berada di jalan ini bukan untuk mencari jodoh. bilapun kalian bertemu jodoh di jalan ini. itu sudah kehendak Allah.

Berhati-hatilah kalian kalian para aktivis dakwah, kembali pada niat (Innamal a'malu binniat > Semua berawal dari niat)
Dan ingat hadist ke-1 pada Hadist Arbain. . .

"Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan."

Jadi kembali Luruskan niat kita untuk berada di jalan Allah dan hanya untuk Nya.
Ikhlaskan hati jiwa dan ragamu untuk Allah SWT. Cintai selalu Allah.
Terus jaga dirimu, rencana Allah pasti yang terbaik. Yakinlah itu
Bila kau ragu, maka istikharah lah kerana Allah pasti memberi petunjuk yang terbaik untuk kita



Serta, lindungi dan terus jaga ukhuwah antara kita ya akhi wa ukhti


Untuk Allah, Dakwah dan Tarbiyah

Depok, 11 Juli 2012
Di dalam perjalanan dakwah, menuju kemenangan dan Jannah-Nya :)

0 komentar:

Jangan jadi Aktivis Dakwah 1/2 Hati

Jangan jadi Aktivis Dakwah 1/2 Hati







Siapkan Dirimu Wahai Pejuang!

Samudera kehidupan senantiasa menampilkan ombak-ombak yang besar namun indah dan teratur. Ia bagaikan menari dalam lautan luas dan hendak menyeru kepada manusia tentang kehebatan dan keindahan dirinya yang diiringi dengan deru suara yang menakutkan namun kadang menyejukkan. Dalam keadaan tertentu, ombak begitu tenang dengan hembusan semilir angin yang menyapa hangat. Namun, kadang ia datang dengan gemuruh yang membahana, menjulang tinggi menghempaskan dirinya dalam samudera yang luas, seakan-akan menantang manusia untuk menyeberangi dan mengarungi samudera kehidupan.
Manusia sebagai makhluk yang diciptakan dengan segala kesempurnaannya oleh Allah Azza wa jala, dengan karunia akal dan hati, mau tidak mau harus melalui Samudera itu, dalam kondisi tenang ataupun penuh dengan hempasan ombak yang tinggi menjulang. Manusia dengan segala keperkasaan dan kesombongannya harus melaluinya, karena itulah satu-satunya jalan yang harus dilalui untuk sampai ke tujuannya yang sebenarnya. Senang atau tidak, kita pasti akan melaluinya, apapun diri kita, siapa pun diri kita.
Kehidupan mempunyai aturan dan syarat, mempunyai pedoman dan petunjuk, mempunyai cara tersendiri untuk mengajarkan dan memberikan pengalaman dalam mengarungi kehidupan.
Itulah gambaran perjalanan dakwah ini. Terkadang jalan ini begitu mulus, tenang, nyaman tanpa beban dan cobaan. Namun suatu saat ia datang dengan membawa berbagai masalah, penuh rintangan, dihiasi dengan cacian dan hinaan.
Oleh karena itu, kita harus menyiapkan bahtera terbaik dan terkuat yang bisa dengan gagah dan perkasa menghadapi ombak, badai, dan hujan disertai petir. Tidak hanya itu, kita juga harus menyiapkan perbekalan yang cukup untuk sampai ke tujuan, bahan penggerak dan tentu saja para awak yang bahu membahu dan saling tolong menolong dalam menjalankan bahtera kehidupan.
Perjalanan dakwah harus disiapkan dengan sebaik-baiknya, dengan kesungguhan dan kekuatan tekad, karena dihadapannya telah menanti tantangan, cobaan dan ujian mulai dari hal yang kecil sampai kepada hal yang besar. Oleh karena itu, beberapa hal harus kita siapkan sebelum, saat atau sesudah kita terjun dalam jalan dakwah ini.
Jikalau kita belum terjun atau masih belum punya persiapan untuk menjadi seorang penyeru dakwah, maka jangan menunggu lebih lama, karena kita adalah dai sebelum menjadi apapun. Persiapkan diri kita, karena ini adalah jalan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.
Jikalau kita sudah terjun dalam suatu jamaah dakwah dan merasa minder atau tidak punya kapasitas ilmu agama yang cukup, jangan terpuruk pada paradigma, dakwah adalah perbaikan, maka kita harus terus memperbaiki diri kita sejalan dengan aktivitas dakwah yang kita jalankan, perbaiki dan persiapkan diri, dengan bekal ilmu, iman dan amal ibadah kita. Ilmu dan amal senantiasa beriringan dan tidak bisa dipisahkan.

- Persiapan Internal
Kuatkan Ruhiyahmu
Sebuah pohon yang tumbuh subur, rindang, banyak bunga dan buahnya serta bermanfaat bagi kehidupan membutuhkan perawatan yang teratur. Selain itu, lahan atau tanah yang digunakan harus baik dan kondusif bagi pertumbuhan pohon tersebut.
Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki kandungan dan zat-zat yang dibutuhkan dalam perkembangan benih pohon. Tanah yang terjaga dari berbagai hama dan sesuatu yang merusak serta menghancurkan. Selain itu, harus dapat terkena dengan sinar matahari dan udara yang cukup.
Setelah mempersiapkan tanah yang baik, selanjutnya adalah memilih benih yang baik agar mampu menghasilkan dan menumbuhkan benih-benih dakwah, melahirkan tunas-tunas baru yang siap melanjutkan estafet dakwah dalam membangun umat. Dan komponen-komponen tersebut adalah:
  • Iman (akar)
  • Ikhlas (batang)
  • Sabar (buah)
  • Optimis (Bunga)
Mu’ahadah (Mengingat Perjanjian)
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (QS. An Nahl: 91)

Muraqabah (Merasa diawasi)
Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. (QS. Asy Syu’ara: 218-219)

Muhasabah (Evaluasi Diri)
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18)

Mu’aqabah (Pemberian sanksi)
Mujahadah (Optimalisasi)
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al Ankabut: 69)


Totalitas Perjuangan!



Ikhwah fillah, dalam mengarungi samudera dakwah ini, satu hal yang pasti adalah banyaknya ujian dan cobaan yang seakan tidak akan pernah berhenti mengiringi setiap jejak langkah ini. Ada juga bisikan-bisikan, yang mengajak kita berhenti dan mundur dari jalan ini atau bahkan berbalik menyerang jalan dakwah ini.
Seperti inilah dakwah. Inilah yang dahulu dirasakan juga oleh Rasulullah dan para sahabatnya di masa-masa awal kedatangan Islam. Penyiksaan. Pembunuhan. Boikot. Cacian dan makian. Setiap hari setiap kali mengiringi jalan dakwah Islam.
Namun, itu semua tidak membuat langkah terhenti, tidak membuat berbalik dan memilih untuk kembali, meski mereka disiksa, meski keluarga mereka dibunuh di hadapan mereka, meski mereka harus mengalami cacian, hujatan, dan fitnah yang menyiksa batin, mereka tetap berada dalam dakwah Islam.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari awal dakwah Rasulullah, sehingga melahirkan totalitas yang tinggi dalam dakwahnya dan membuat para sahabat memiliki totalitas yang sama dalam mempertahankan agama dan keyakinannya.

Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan.
Inilah yang dilakukan oleh Muhammad Saw sebelum beliau diutus oleh Allah, dan oleh Nabi-Nabi sebelum beliau, yakni tahannuts atau melakukan penyendirian, merenung dan memikirkan permasalahan di sekitar atau di lingkungan mereka. Proses perenungan ini yang kemudian melahirkan kepekaan yang tinggi dan semangat untuk mengubah keadaan suatu kaum. Proses ini juga melahirkan kekuatan ruhiyah yang tinggi yang dibutuhkan setiap aktivis dakwah dalam agenda-agenda dakwah dan tarbiyahnya.
Ya! Inilah hakikat dakwah itu sendiri, yaitu memperbaiki diri dan umat. Untuk itu kita harus melakukan proses perenungan terhadap berbagai masalah umat ini, mulai dari masalah anak-anak sampai dewasa dan orang tua, tergantung lahan dakwah masing-masing.
Lihatlah kondisi lingkungan kita, di masyarakat atau tetangga misalnya, banyak remaja pengangguran, perokok, peminum, kekerasan rumah tangga, dll, lihatlah mereka sebagai kesempatan untuk mendapat banyak pahala, bukan halangan atau ancaman. Karena mereka adalah mad’u kita di masyarakat, kantong-kantong pahala kita di akhirat.

Melanjutkan generasi dan kaderisasi sebelumnya
Seorang akh ditanya tentang totalitas, apa yang membuat dirinya bisa total dalam dakwah. Kemudian, jawabnya adalah karena saya adalah produk kaderisasi dakwah ini, maka saya juga harus melanjutkan kaderisasi dakwah ini.
Keinginan untuk melanjutkan cita-cita dan visi generasi sebelumnya adalah tabiat dan jalan dakwah yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul.
Kita tentunya pernah mendapatkan atau melalui proses ini, saat sekolah, kuliah bahkan saat kerja dan menjelang pensiun pun, kita tentu mendapatkannya. Dakwah adalah proses perbaikan secara terus menerus, sambung menyambung dari berbagai generasi, jika satu rantai terputus, akan sulit untuk mencapai cita-cita dakwah ini. Maka diperlukan regenerasi. Dan saat inilah, kitalah yang akan menyambungnya, menjadi bagian dari alur kemenangan dakwah ini.

Menciptakan lingkungan pendukung sebagai perisai dakwah
Abu Bakar Ash-Shidiq, Abdurrahman bin auf, bilal bin rabah, Umar bin Khathab, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat-sahabat lainnya di masa awal dakwah Islam menjadi pendukung dan perisai terbaik dalam dakwah Islam di masa itu. Berbagai karakter, keahlian dan kekuatan mereka telah mampu menyebarkan dan memberikan kekuatan dalam dakwah Islam.
Dakwah di era sekarang pun, kita harus memiliki lingkungan atau teman yang saling menguatkan, dengan karakter-karakter yang berbeda.
Ketika kita butuh semangat untuk menghafal Qur’an, maka kita butuh seorang teman penghafal Qur’an. Ketika kita butuh semangat dalam dakwah ini, maka perbanyaklah teman yang memiliki semangat yang tinggi dalam agenda-agenda dakwah ini. Teman yang tidak hanya kuat secara ruhiyah tetapi juga secara jasadiyah. Kita butuh perisai dan pendukung agar dakwah ini mampu menyebar dan menghasilkan manusia-manusia yang Islam tersemai kuat di hatinya. Dan sebaik-baik pelindung adalah Allah swt.
Mari perbaharui ruhiyah kita, dan lihatlah kondisi sekitar kita. Siapa yang akan memperbaikinya? Jawabannya adalah KITA!

Karena kita adalah dai sebelum menjadi apapun!
Karena kita adalah umat terbaik di setiap lembar kehidupan!
Karena kita adalah pemain bukan penonton!
Dan karena kita berada dalam rombongan para pejuang!


0 komentar:

Jangan Biarkan Hati Ini Menghitam

Jangan Biarkan Hati Ini Menghitam




Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?” Allah berfirman, Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya, Jadi begitu pula pada hari ini kamu diabaikan.” (QS. Taha: 125-126).
Ayat yang membuat hatiku bergetar hebat…Takut. Hati ini sungguh takut. Yaa Rabb, bagaimanakah nasibku di Hari Akhir nanti? Apakah hamba termasuk ke dalam golongan yang dihinakan, diabaikan oleh-Mu? Dikumpulkan dalam keadaan buta? Betapa mengerikan! Bayangkanlah… Dikumpulkan dalam keadaan buta … Tuhan kita mengabaikan kita, dan kita pun terhalang memperoleh kelezatan memandang wajah Allah! Na’udzubillah…
Di dunia ini kita telah diberikan berbagai kenikmatan yang sangat besar, mata yang dapat melihat, telinga yang dapat mendengar, mulut yang dapat berbicara, dan juga akal yang dapat berpikir. Bayangkan bila detik ini Allah mencabut nikmat mata, nikmat telinga, nikmat mulut, dan nikmat akal dari kita, apa yang dapat kita lakukan?
Maka, sudahkah kita bersyukur? Menggunakan mata, telinga, dan akal untuk mengambil pelajaran?  Merenungkan dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya? Dengan karunia alat indra dan akal dari Allah, adakah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah? Atau malah mata, telinga, mulut juga akal kita gunakan untuk bermaksiat? Kita gunakan nikmat Allah dengan menuruti  hawa nafsu, mata yang mengumbar pandangan, mulut yang berdusta, telinga yang mendengar hiburan yang melenakan, hati yang lalai mengingat-Nya, dan akal yang tak mau mengambil pelajaran, mengabaikan ayat-ayat-Nya… Padahal mata, telinga, dan hati kita sungguh akan diminta pertanggungjawabannya…
Di dunia ini ada manusia yang dikatakan oleh Allah telah buta. Bukan, bukan matanya yang buta, tetapi yang buta adalah hatinya.
Sebagaimana dalam firman Allah Swt:
“Sesungguhnya bukan penglihatan ini yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada.” (Q.S al Hajj: 46)
Mengapa mata hati menjadi buta?  Karena dalam hati  tidak ada cahaya. Bukankah kita dapat melihat karena adanya cahaya? Begitu pun mata hati kita butuh cahaya. Cahaya dari Allah, Sang Pemilik cahaya.
“Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya dia atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An Nur: 35)
Saya teringat sebuah hadits: “Apabila hamba melakukan dosa, muncul goresan hitam di hatinya. Jika ia melakukan dosa lagi, goresan hitam bertambah. Bila terus begitu, hatinya menjadi hitam.”
Mungkin inilah penyebab butanya mata hati. Hati menjadi hitam karena dosa! Sehingga cahaya ilahi tidak bisa tembus ke dalam hati yang hitam ini!
Rasulullah Saw melanjutkan, “Namun, jika bertobat, hatinya menjadi bersih dan terang.”
Alhamdulillah… Masih ada kesempatan untuk membersihkan hati yang penuh dengan goresan hitam, sehingga hati kita kembali bersih, sehingga cahaya ilahi dapat dengan mudah masuk ke dalam hati ini.
Jangan, jangan biarkan hati kita menghitam, berkarat, dan kemudian membatu. Bahkan menurut Allah, batu pun lebih baik dari hati kita!
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada air yang mengalir sungai-sungai daripadanya, dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antara sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah… (QS. Al Baqarah: 74)
Tidakkah hati kita seorang mukmin malu ketika membaca ayat ini?  Bahkan batu pun jatuh meluncur karena takut kepada Allah! Adakah hati kita takut kepada Allah? Takut tatkala berbuat maksiat dan dosa? Takut akan azab dan siksa-Nya yang teramat keras?
Rasa takut menuntunku untuk bersegera menghadap Allah, mengambil air wudhu… khusyuk, rukuk dan sujud kepada-Nya, bersimpuh memohon ampunan-Nya…
Duhai Rabb Yang Maha Penerima tobat, Rabb Yang Maha Penyayang, ampuni segala dosa hamba, ampuni hamba yang seringkali lalai… Duhai Rabb Yang Maha Lembut, lembutkan hati hamba, sucikanlah hati ini dari segala goresan hitam akibat dosa,  limpahkan cahaya-Mu ke dalam hati ini, teguhkan hatiku di atas iman, jadikanlah hati ini senantiasa khusyuk mengingat-Mu, hati yang selalu merindukan-Mu, rindu untuk memandang wajah-Mu… Ya Tuhanku, kumpulkan aku kelak bersama orang-orang yang Engkau ridhai, jadikan saat berjumpa dengan-Mu sebagai hari terbaik untukku. Amin.

Wallahu’alam bishshawaab.

0 komentar:

Cocok itu berbeda dengan Sama. Cocok itu karena ada nya 2 perbedaan atau lebih yang ternyata melengkapi satu sama lainnya. .

Beda itu unik, beda itu asik, karena berbeda kita bisa melengkapi kekurangan dan kelebihan yang satu dengan yang lainnya.

0 komentar:

DI SAAT KAU BERTARUNG MEMPERTARUHKAN HIDUPMU, SEMANGAT UNTUK TETAP HIDUP ITU MERUPAKAN PENDORONG PALING KUAT. JANGAN PERNAH KAU BERTARUNG TANPA ADA NIATAN UNTUK KEMBALI PULANG. .!!

0 komentar:

Curhat

ku buka curhatan ku kali ini dengan lafadz bismillah

Bismillahirohmanirohim....

Ya Allah. aku lelah berada di jalan ini. . .aku tahu tak pantas aku mengeluh..
memang perjuangan ku tak seberapa di banding dengan saat Rasulullah membela Agama kita ini ya Allah
memang nanti aku akan mendapatkan hasilnya di akhir. . .

Ini sudah kesekian kalinya aku mencoba ikhlas menghadapi ini semua. . .
Aku belum siap untuk menjadi seorang pemimpin,lebih tepatnya kurang pantas.
aku tak bisa membimbing mereka menuju ke jalan yang benar. .
Ilmu ku tak sepadan dengan mereka. . .
Apa yang mereka lihat dair diriku ya Allah. .
Aku pun tka bisa jadi contoh yangbaik bila aku menjadi Qiyadah bagi adik-adik ku nanti
Apa kata mereka, bila aku tak bisa mendidik mereka.
Sungguh amanah yang sangat teramat besar ya Allah.

Kau memang menguji manusia sesuai kapasitas nya, bila ujian nya seberat ini. apa kapasitas ku sebesar ini pula kah?
Sadar kan diriku yang sulit untuk bersyukur dan tidak pernah merasa puas akan limpaha rahmat darimu ya Allah. . .

0 komentar:

Mengenal 3 Tanda Kematian

Mengenal 3 Tanda Kematian (Kisah Nabi Ya'qub dan Malaikat Izrail)

[imagetag]
Dikisahkan bahwa malaikat maut (Izrail) bersahabat dengan Nabi Ya'kub AS. Suatu ketika Nabi Ya'kub berkata kepada malaikat maut.
"Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita."
"Apakah itu?" tanya malaikat maut.
"Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku."
Malaikat maut berkata, "Baik aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku akan mengirim dua atau tiga utusanku." Setelah mereka bersepakat, mereka kemudian berpisah.

Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya'kub. Kemudian, Nabi Ya'kub bertanya, "Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?",
"Aku datang untuk mencabut nyawamu." Jawab malaikat maut.
"Lalu, mana ketiga utusanmu?" tanya Nabi Ya'kub.
"Sudah kukirim." Jawab malaikat,
"Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya'kub, itulah utusanku untuk setiap bani Adam."

Kisah tersebut mengingatkan tentang tiga tanda kematian yang akan selalu menemui kita, yaitu memutihnya rambut; melemahnya fisik, dan bungkuknya badan. Jika ketiga atau salah satunya sudah ada pada diri kita, itu berarti malaikat maut telah mengirimkan utusannya. Karena itu, setiap Muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi utusan tersebut.

Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia sebagaimana yang telah ditegaskan dalam firman Allah SWT, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS Ali Imran [3]: 185). 
[imagetag]
Karena itu, kita berharap agar saat menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh kepada-Nya.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS Ali Imran [3]: 102).

Tidaklah terlalu penting kita akan mati, tapi yang terpenting adalah sejauh mana persiapan menghadapi kematian itu. Rasulullah SAW mengingatkan agar kita bersegera untuk menyiapkan bekal dengan beramal saleh.
"Bersegeralah kamu beramal sebelum datang tujuh perkara: kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang melemahkan, kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat dan menyusahkan." (HR Tirmidzi).

Bekal adalah suatu persiapan, tanpa persiapan tentu akan kesulitan dalam mengarungi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, "Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." (QS Al-Baqarah [2]: 197). 

0 komentar:

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan



"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"



Kalimat ini diulang  hingga 31 kali di dalam Al-Quran surat Ar-Rahman, yang artinya, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Mengapa kalimat ini begitu penting?
Bahwa manusia diciptakan dengan kelemahan: Pelupa dan Malas Berfikir. Dalam QS. Yunus: 12, Allah berfirman:
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan”
Seringkali kita (manusia) ditengah musibah, kita ingat dan sujud kepada Allah, meminta untuk dimudahkan jalan dalam menghadapi musibah. tetapi ketika ditengah kesenangan, nikmat (dunia), kita menjadi lalai. Lupa bahwa kesenangan dan kenikmatan itu semua adalah pemberian Allah SWT sehingga kita menjadi kufur nikmat. Maka ayat ini menjadi penting sebagai peringatan bagi manusia, tempatnya salah dan lupa. Subhanallah..
[ Ar-Rahman 55.14] Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,
[Ar-Rahman 55.15] dan Dia menciptakan jin dari nyala api.
[Ar-Rahman 55.16] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Pernahkah kita ingat bahwa kita ada yang menciptakan? dan yang menciptakan kita adalah Allah SWT. Dan seringkali manusia malas berfikir. Cobalah ingat ini di setiap detik hembusan nafas kita.
[Ar-Rahman 55.26] Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
[Ar-Rahman 55.27] Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
[Ar-Rahman 55.28] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Pernahkah kita ingat akan kiamat? bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara? Pernahkah kita berfikir kiamat akan datang ditengah berlimpahan nikmat dunia yang kalian dapat? Dan seringkali manusia malas berfikir.
Maukah kita luangkan waktu sejenak untuk menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini tanpa kecuali, semata-mata pemberian dari Allah SWT? Sebagian dari kita mungkin hanya menelan bulat-bulat “warisan” agama Islam dari orang tua, dan malah menjadi “Islam KTP” saja, tanpa mau berfikir dan mempelajari betapa indahnya Islam serta demi pengertian kita secara keseluruhan mengenai Islam maka PASTI jadi meningkatkan keimanan kita.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Tanpa sedikitpun mengesampingkan pentingnya surat-surat lain di dalam Al-Quran, surat Ar-Rahman ini sangat indah dan mencakup seluruh pembuktian bahwa dunia ini adalah milik Allah SWT, bahkan manusia sekalipun, akan berpulang ke rahmatullah. Dijelaskan juga dalam surat ini mengenai adanya neraka dan syurga, dan siapa saja yang pantas memasuki kedua tempat tersebut di akhirat. Al-Quran sudah menjelaskan semuanya secara lengkap:
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran (QS. Shaad 38:29)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Bahkan makhluk dari golongan Jin pun juga menanggapi akan Surat Ar-Rahman ini. Abu Ja’far Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membaca surat A r-Rahman,atau surat itu dibaca di sisi beliau, maka beliau bersabda:
“Mengapa aku mendengar jin menanggapi untuk Rabb mereka lebih baik dari kalian?” .
Para Sahabat bertanya, “Apa itu wahai Rasulullah?”
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: “Tidaklah aku membaca firman Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan,’ melainkan para jin menjawab, ‘Tidak ada satu pun nikmat Rabb kami yang kami dustakan.’” [Ath-Thabari (XXII/23)]. Diriwayatkan juga oleh Hafizh al-Bazzar. [Kasyful Astaar (III/74)] .


Abu ‘Isa at-Tirmidzi meriwayatkan dari Jabir, ia berkata, 
 “Suatu ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengunjungi para Sahabat dan membacakan surat Ar-Rahman tapi para Sahabat hanya terdiam. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Aku membacanya untuk para jin pada malam jin. Mereka menanggapi lebih baik daripada kalian. Setiap kali aku membaca ayat, ‘Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?’, mereka berkata, ‘Tidak ada satu pun nikmat-nikmat-Mu, wahai Rabb kami, yang kami dustakan. Bagi-Mu-lah segala puji.’  At-Tirmidzi berkata, “Hadits gharib” [Tuhfatul Ahwadzi (IX/177). [at-Tirmidzi (no. 3291). Hasan, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiihul Jaami' (no. 5138)]]. Diriwayatkan juga oleh Hafizh Abu Bakar al-Bazzar. [Al-Hakim (II/473)] .

Sekarang mari kita tanya pada diri kita masing2. Tanyakan pada hati kita,
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? .
Bisa kah kita menjawab nya? Dgn segala tindak tanduk manusia utk menutupi dosanya dgn berbagai pembenaran? Kita itu melakukan maksiat dgn segala nikmat yg Dia berikan dan Dia melihat kita melakukannya .
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin

0 komentar:

IKHWAN & AKHWAT GENIT

IKHWAN & AKHWAT GENIT


Mungkin lucu yaaah kalo ikhwan akhwat yang notabene orang yang alim tapi juga bisa genit hihihi…..Mungkin aja looo kan mereka juga manusia, punya rasa punya hati hehehe . Ikhwan kalo arti yang bener itu saudara laki – laki, tapi kalo di Indonesia ikhwan itu pastinya beda yaitu cowok yang biasanya pake baju koko,celana gantung melihara jenggot de el el. .
Kalo pake celana levis gondrong pake baju kaos oblong ga dianggep ikhwan ( padahal kalo berjuang demi islam paling depan ). Trus kalo akhwat arti yang bener saudara perempuan, yaaa kalo di Indonesia yang biasa pake jilbab ( bukan kerudung atau burqa ) pandangan nunduk terus ( duitnya jatoh kali ! ) dan tertutup banget deh.trus apa hubungannya dengan genit ??? mereka genit ???
Emang sih si ikhwan mungkin ga bilang ma akhwat
Roses are red
violent are blue
sugar is sweet
so do you! ( Preee….t )
trus gimana kalo mereka lagi genit??? bukannya genit tapi gombal yang “islami”….af1(afwan) kalo bilang gombal tapi memang kenyataannya, bahkan mereka seperti ini ini termasuk ikhwan blacklist…ikhwan yang bisa ngerusak ikhwan lainnya. Akhwat juga sama..Yuk kita intip

> SUKA SMS ATAU CHAT YANG GA JELAS <
Ini ciri – ciri menonjol dari IBL ( ikhwan blacklist ) suka sms-an atau chat yang ga penting sama akhwat ( sama aja akhwatnya juga ! huh ) pertama chatting bilang “salam ukhuwah yaa ukh” eeehh akhwatnya juga futur hatinya gara – gara lihat profilenya “tinggi 185cm keturunan Arab lagi menyesaikan S2 di Al-Azhar, kebetulan lagi libur panjang jadi pulang ke Indonesia”padahal kalo akhwat ketemu ikhwan item pendek bilangnya jaga pandangan tapi lihat ikhwan kaya di atas luntur hatinya hehehehe….
“hari sudah malam ukh,sholat witir dan lansung tidur dan jangan lupa berdo’a agar mimpi indah”……
akhwatnya bales lagi
“Jazakallah akhi,akhi juga yaaah” ( Gubrak ! )
eeeeeh gamau kalah sama orang pacaran jam 2 pagi misscalin abis itu sms-an lagi “ukh dah bangun?, jangan lupa tahajud?”
di ladenin lagi ma akhwatnya
“sudah kuq, ana habis wudhu nih baru mau sholat, akhi sudah?”
“Alhamdulillah sudah ukh!” GEDUBRAK ( lebih parah dari gubrak )…….
Kalian mau tau kan pacaran yang “islami” ????? tuh contohnya hihihihi masih mending ane jam 1 pagi sms-an juga
“si Ani jalan mundur , hari gini dah tidur ?”
“si Emen julan tomat, cemen amat”
“buah aren dimakan rusa,orang keren lagi buang pulsa” hahaha cuih…

> TAAT KALO ADA YANG LIHAT <
Iklan banget ga sih? Aha bener kok…kalo ada akhwat buru – buru kaya jojon ditaekin celananya biar ga isbal hehehe…..kalo dateng buat halqah ogah -ogahan soalnya ketemu sama yang sejenis, coba kalo lagi liqo waaaaah paling cepet kalo dateng, udah cepet datengnya duduknya dibelakang lagi biar bisa lirik – lirikan ( gaswat ) yang akhwat juga sama aja lagi mau aja ikut ngelirik juga ( ckckck… ) yang lebih parah lagi kalo rapat LDK akhwat sampe pulang malem juga mau ( astagfirullah ) kemana iffah ( harga diri )mu ukh ??? ( apa ga masuk waktu halqah tentang iffah ? ).

> ISLAMI SAMA KAFIR DICAMPUR <
Nahlo gimana maksudnya niih??? sebenarnya kita lihat dulu baik – baik, biasanya para aktivis yang masih usia 25 kebawah apalagi kalo baru belajar islam ( kaya ane ), kita biasanya mengambil relatif lain contoh : saat orang lain mendengar lagu – lagu “cabul” kita beralih ke nasyid….
fatwa tentang lagu sebenarnya sudah HARAM bila tidak mengajak ke Allah SWT walaupun ada hadist – hadist yang membolehkan lagu tetapi itu terbatas…tetapi para ulama sepakat lagu yang tidak mengajak kita kepada Allah SWT adalah HARAM, cuma kitanya yang ga sepakat ( wong bukan ulama ). Tetapi realita sekarang ane juga suka lagu nasyid ( yang nasyid perjuangan ), “kebanyakan” dari nasyid yang ada hanya berbicara jihad, jihad dan dakwah ( kok terbalik) jadi banyak sekali dari para ikhwan menganggap yang penting jihad deh yang laen ga penting ( gaswat ), berbicara jihad fisabilillah nilai UAN-nya jeblok, prestasi akademik 0 ( ckckck… ) inilah yang sangat membahayakan, karena tidak seimbang….. ngomong jihad paling semangat belajar matematika malah tidur ( kascau ! ), bicara jihad IPK-nya 2,2 ( gubrak ).
SEORANG MUSLIM PINTAR DALAM AGAMA PASTI PINTAR DI AKADEMIK
Buat ukhti juga bicara jihad fisabilillah ikut konser nasyid buat penggalangan dana di Palestina, denger nasyid sampe loncat – loncatan histeris ( astagfirullah ) ga sekalian moshing sekalian ukh? Biar metaaaaaaaaaaaaallll !!! abis konser berebut kejar munsyidnya minta tanda tangan sekalian foto bareng ( kalo gitu apa bedanya ukh sama konser penyanyi laeeen ?)
belum lagi kalo sms-an ma ikhwan “Assalamu’alaikum akh, besok ada syuro jangan telat yaaach”
yaaaa ikhwan juga futur, kucing kalo di kasih ikan masa nolak
“Walaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu ( waaaa lengkap bener, padahal kalo sms-an ma ustadnya “ tad, ana besok ga ngaji” ga pake salam langsung to the point ) syukron yaa ukhti sdh ngingetin ana, insya Allah ana ga telat, ukhti juga yaaa? semoga Allah selalu merahmati ukhti !”
“ahhhh akhi bisa aja, semoga akhi juga”
Zina hati gak? tanya sama diri antum sendiri!! yaa Allah maafkan kekhilafan hambamu ini…..
sebenarnya tulisan ini buat para cowok dan cewek yang menghijrahkan dirinya kepada Allah agar setelah kita hijrah kita tidak masuk keperangkap setan yang sangat halus dan para ikhwan dan akhwat afwan jiddan kalau tulisan ana menyinggung antum ( berarti merasa yaa ) ini hanya untuk sekedar koreksi diri
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, …” (QS.An-Nuur[ 24]:30-31)
jadi untuk kita semua hati – hati dengan jebakan setan…. kita sudah tahu soal adab para akhwat kalo minta tausiyah sama ustadzahnya dunk masa sama ikhwan, ikhwan juga gitu kalo mau kasih tausiyah sama akhwat aja bukan berarti kita tidak boleh saling tausiyah, sepengalaman ane di dunia maya kalo kita memberi tausiyah ke semua teman kita biasanya yang akhwat hanya membalas “syukron”, “jazakallah” jadi ga usah di timpalin lagi…. ( antum nimpalin siiih ).
para cowok dan cewek berubahlah menjadi power rangers ( lho!),berubahlah menjadi pengemban dakwah sejati dan lepaskan diri kita dari belenggu blacklist dari diri kita, tenang aja jodoh sudah ada yang mengatur jangan takut kehabisan, buat ikhwan jangan alesan ta’aruf buat deket ma akhwat tapi ga dilamar – lamar… buat akhwat sabar aja jodoh antuna ga kemana – mana kok !

SARANKAN/SUGGEST keTeman Anda ! 
"Barang siapa MENUNJUKKAN pada KEBAIKAN , maka baginya PAHALA seperti orang yang MELAKUKANnya ." (HR.Muslim) Mohon maaf atas ketidak nyamanan ini assalamu'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh... 


Salam santun Ukhuwah islamiyah fillah..
.
=================================

=
Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata “AMIN” yaitu :
1.”AMIN” (aliF dan mim sama-samapendek),artinya AMAN, TENTRAM
2.“AAMIN” (alif panjang & mim pendek),artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
3.”AMIIN” (alif pendek & mim panjang),artinya JUJUR TERPERCAYA
4.“AAMIIN” (alif & mim sama-sama panjang),artinya YA TUHAN, KABULKANLAN DOA KAMI
Terus Bagaimana dengan pengucapan/ Penulisan “ Amien“ ??? Sebisa mungkin untuk yang satu ini (Amien) dihindari, karena ucapan “Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala (Paganisme) setelah do'a ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra).




0 komentar:

AKHWAT MODIS IKHWAN GENIT?

AKHWAT MODIS IKHWAN GENIT

Ini ada tulisan menarik, kelihatannya diambil dari sebuah buku karya Martina Rahmi.
Semoga bermanfaat bagi mereka yg remaja dan juga yg ‘mengaku remaja’ , bagi mereka yg punya anak remaja, juga bagi kita semua.

Hmmmm…begitu tipis dan lembutnya perangkap syaithan dalam ‘merayu’ manusia tuk mengikuti ‘iklan-iklan’ mereka.


QS. Al A’raf 16 -17 :

[16]Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, 

[17]kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).


Beberapa hari yang lalu saya baca buku tentang batasan pergaulan antara ikhwan dan akhwat. Wah sampai ketawa ketiwi karena memang bener sesuai dengan apa yang ane, temen temen aktivis alami. Kebanyakan seperti itu. Mudah-mudah bisa nyadar dan terbangun dari kekeliruannya selama ini.

Salah satunya ada yang berisi tentang seorang aktivis dakwah(katanya) “ikhwan” yang suatu saat mengirimi sms kepada seorang akhwat berikut cuplikannya:

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tetap istiqomah, Ukhti. Selamat berjuang. Semoga Allah menyertai anti.
Sender : Ikhwan +
628179823xxx


Senyum timbul dari cakrawalanya dengan malu-malu. Serasa ada hangat menyelusup dada dan membuat jantung berdegup lebih cepat. Otaknya pun sekejap bertanya, ”Ada apa? Sungguh, bukan apa-apa. Aku hanya senang karena ada saudara yang menyemangatiku.” Si akhwat menyangkal hatinya cepat-cepat. Dan ia bergegas meninggalkan kamarnya, ada dauroh. Ia berlari sambil membawa sekeping rasa bahagia membaca SMS tadi yang sebagian besar bukan karena isinya, melainkan karena nama pengirimnya.


Ana lagi di bundaran HI, Ukhti. Doakan kami bisa memperjuangkan ini.

Sender : Ikhwan +628179823xxx


Untuk apa dia memberitahukan ini padaku? Bukankah banyak ikhwan atau akhwat lain? Nada protes bergema di benaknya. Tapi di suatu tempat, entah di mana ada derak-derak yang berhembus lalu. Derak samar bangga menjadi perempuan yang terpilih yang di-SMS-nya.


Pagi itu, handphone kesayangannya berbunyi.


Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti.


Dada membuncah hampir meledak bahagia. Dia bahkan ingat hari lahirku! Dibacanya dengan berbunga-bunga. Tapi pengirimnya


Sender : Akhwat +6281349696xxx


Senyum tergurat memudar. Tarikan napas panjang. Kecewa, bukan dari dia. Ringtone-nya berbunyi lagi.


Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti.


Sender : Ikhwan +628179823xxx


Dia! Semburat jingga pagi jadi lebih indah berlipat kali. Senyumnya mengembang lagi. Dan bunga-bunga itu mekar-lah pula.


Cerita di atas tadi selurik gerak hati seorang akhwat di negeri antah berantah yang sang :great:at dekat dengan kita. Gerak hati yang mungkin pernah bersemayam di dada kita juga. Bisa jadi kita mengangguk-angguk tertawa kecil atau berceletuk pelan, ”Seperti aku nih,” saat membacanya. Hayo ngaku! He he he


Mari kita cermati fragmen terakhir dari cerita tadi. Kalimat SMS keduanya persis sama, yang intinya mengucapkan dan mendoakan atas hari lahir (mungkin mencontek dari sumber yang sama he he he). SMS sama tapi berhasil menimbulkan rasa yang jelas berbeda. Karena memang ternyata lebih berarti bagi si akhwat adalah pengirimnya, bukan apa yang dikatakannya.


Namun sebenarnya, apakah Allah membedakan doa laki-laki dan perempuan? Mengapa menjadi lebih bahagia saat si Gagah yang mendoakan? Semoga selain mengangguk-angguk dan tertawa kecil, kita juga berani memandang dari sudut pandang orang ketiga. Dengan memandang tanpa melibatkan rasa (atau nafsu?), kita akan bisa berpikir dengan cita rasa lebih bermakna.


Konon, cerita tadi terus berlanjut.


Suatu hari yang cerah, sang akhwat mendapat kiriman dari si ikhwan itu. Sebuah kartu biru yang sangat cantik. Tapi sayang, isinya tidak secantik itu. Menghancurkan hati akhwat menjadi berkeping-keping tak berbentuk lagi. Kartu biru itu adalah kartu undangan pernikahan si ikhwan. Dengan akhwat lain, tentu saja. Berbagai Tanya ditelannya. Mengapa dia menikah dengan akhwat lain? Bukankah dia sering mengirim SMS padaku? Bukankah dia sering me-miscall ku untuk qiyamull lail? Bukankah dia ingat hari lahirku? Bukankah dia suka padaku? Mengapa? Mengapa???


Dan air mata berjatuhan di atas bantal yang diam. Teman, jangan bilang, yaa!!! dia hanya tidak tahu, ikhwan itu juga mengirimkan SMS, miscall, mengucapkan selamat hari lahir dan bersikap yang sama ke berpuluh akhwat lainnya!


Ironis. Sedih, tapi menggelikan, menggelikan tapi menyedihkan. Sekarang siapa yang bisa disalahkan? Akhwat memang seyogiyanya menyadari dari awal, SMS-SMS yang terasa indah itu bukan tanda ikatan yang punya kekuatan apa-apa. Siapa yang menjamin bahwa ikhwan itu ingin menikahinya? Bila ia berharap, maka harapanlah yang akan menyuarakan penderitaan itu lebih nyaring.


Tetapi para ikhwan juga tak bisa lari dari tanggung jawab ini. Allahualam apapun niatnya, semurni apapun itu, ingatlah, SMS melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Putih si pengirim, tak menjamin putihnya juga si penerima. Bisa jadi ia akan berwarna merah muda. Merah muda di suatu tempat di hati atau menjadi rona di pipi yang tak akan bisa disembunyikan di depan Allah.


Bagi perempuan, SMS-SMS dan bentuk perhatian sejenis dari laki-laki bisa menimbulkan rasa yang sama bentuknya dengan senyuman, kedipan menggoda, dan daya tarik fisik perempuan lainnya bagi laki-laki.


Menimbulkan sensasi yang sama. Ketika perempuan bertanya berbagai masalah pribadinya padamu, seringkali bukan solusi yang ingin dicari utamanya. Melainkan dirimu. Ya, sebenarnya perempuan ingin tahu pendapatmu tentang dia, apakah dirimu memperhatikannya, bagaimana caramu memandang dirinya. Dirimu, dirimu, dan dirimu, dan kami ”kaum hawa”- sayangnya, juga memiliki percaya diri yang berlebihan, atau bisa dibahasakan lain dengan mudah Ge-Er Jadi, tolong hati-hati dengan perhatianmu itu.


Paling menyedihkan saat ada seorang aktivis yang tiba-tiba berkembang gerak dakwahnya atau semangat qiyamul lailnya karena terkait satu nama. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Ketika kita menyandingkan niat tidak karena Allah semata, maka apalah harganya! Apa harganya berpeluh-payah bukan karena Dia, tapi karena dia. Seseorang yang sama sekali bukan apa-apa, lemah seperti manusia lainnya.


Laki-laki dan wanita diciptakan berbeda bukan saling memusuhi, bukan juga saling bercampur tak bertepi, tapi semestinya saling menjaga diri. Secara fisik, emosional, atau kedua-duanya. SMS tampak aman dari pandangan orang lain, hubungan itu tak terlihat mata. Tapi wahai, syetan semakin menyukainya. Mereka berbaris di antara dua handphone itu. Maka dimanapun mereka berada, syaitan tetaplah musuh yang nyata!


Wahai akhwat, bila kau menginginkan SMS-SMS itu, tengoklah inbox-mu. Bukankah disana tersusun dengan manis SMS-SMS dari saudarimu. Saudari-saudarimu yang dengan begitu banyak aktivitas, amanah, kelelahan, dan kesedihan yang sangat memerlukan perhatianmu. Juga begitu banyak teman-temanmu yang belum mengenal Islam menunggu kau bawakan SMS-SMS cahaya untuk mereka.


Ada saatnya. Ya, ada saatnya nanti handphone kita dihiasi SMS-SMS romantis. SMS-SMS yang walaupun hurufnya berwarna hitam semua, tapi tetap bernadakan merah muda. Untuk seseorang dan dari seseorang yang sudah dihalalkan kita berbagi hidup, dan segala kata cinta di alam semesta.


Cinta yang bermuara pada penciptaNya. Cinta dalam Cinta. Bersabarlah untuk indah itu.


Ummi, abi lagi ngisi ta’lim di kampus pelangi. Di depan abi ada beribu bidadari-bidadari berjilbab rapi, tapi tak ada yang secantik bidadariku di istana Baiti Jannati. Miss u my sweety.


Abi, yang teguh ya, pangeranku, rumah ini terasa gersang tanpa teduh wajahmu. Luv yaa


Ya, hanya untuk dia kita tulis the Pinkest Short Massage Services. SMS-SMS paling merah muda


Nah itu tah yow siapa yang sering smsan ma ikhwan yang genit kayak gitu? wekZZZ… jangan-jangan ana juga terlibat. Innalillahi wainna ilaihi rojiun.. memang dunia aktivis tidak bisa dikatakn 100 % bersih dari virus merah jambu. Tapi sebenarnya tergantung kitanya bagaimana menyikapi sms merah jambu tersebut.

Jangan terlalu dibawa kehati nurani, anggap aja dia itu memang orang yang suka becanda, ntar kalau benar-benar kita anggap ia bisa – bisa kita gantung diri karena kecewa.
memang sich jatuh cinta itu nggak haram kok… cuma ya itu
cara kita menyikapi atau mengekpresikannya… jangan terlalu terburu-buru…

ntar ada waktunya kok…

0 komentar:

Copyright © 2012 MZGZ's blog.