Ukhuwah yang menggoda

*copas dari blog mpok 08.hehe*

Ukhuwah yang menggoda


teruntuk my beloved sista..
every muslimah in the world
Ada yang indah disini
Ia bernama ukhuwah
Ukhuwah yang begitu menggoda
Menggodaku untuk terus bersama kalian
Meneguhkanku saat rapuh
Membangunkanku saat terlelap
Ukhuwah ini bukan tanpa luka kawan
Pernah rongga ini tergores oleh lisanmu
Memang lisan tak bertulang dan lebih tajam dari pedang
Sempat ku kendur, ingin mundur karena futur
Namun lagi – lagi,
Sapaan hangat dan senyuman manis menahanku
Tak kudapat di tempat lain ukhti
Tak kudapati saudara/i sepertimu
Kadang ukhuwah ini jadi candu
Merekat sebagian dari kita tanpa cela
Namun melepas yang lain tanpa ampun
 Hingga tanpa sadar ada seseorang disana yang belum tersapa
Untaian kata di pesan singkatmu penuh makna
Dakwah ini semakin indah dengan ukhuwah
Teringatku masa – masa perjuangan bersama kita
Kepulan asap dapur puncak yang mengebul
Hilangnya pasak tenda untuk kita bermalam
Selasar kiri bawah masjid yang penuh ukhuwah
Kebun teh menjadi saksi perjuangan
Bila dakwah perjuangannya
Maka ukhuwah perekatnya
Salam Cinta penuh perjuangan

0 komentar:

Jamal eh Jam Malam

Jamal eh Jam Malam


*Copas dari Blog Akhwat 2008. belom izin. lupa. abis seru nih*

Especially for All Akhwat in this Way of Dakwah :)
Dakwah kampus memang unik
punya karakteristik sendiri yang tidak dimiliki dakwah di tempat lain
seperti  aturan – aturan yang ditetapkan di dalamnya
termasuk yang satu ini
jam malam
batas waktu maksimal berlaku bagi beberapa hal
jam 7 sudah gak ada di kampus  kecuali yang kuliah sore dan pulang agak malam
itu pun ketika pulang ada “satpam” yang menjaga dari belakang
peraturan ini wa bil khusus akhwat
pernah suatu ketika saya bandel melanggarnya
dan benar saja, alarm berbunyi, para “satpam” kampus segera bergerak
dari mulai sms, ditegur langsung sampai diikutin langkahnya
risih awalnya
hei, this is my life
gak usah kalian atur – atur untuk urusan remeh temeh gini deh
jiwa pemberontak saya muncul
akhirnya suatu waktu kembali nekat pulang melebihi jam malam tanpa izin
oh, iya bagi yg memiliki udzur untuk lewat jam malam
maka harus izin kepada pihak – pihak berwenang
dan yang terjadi adalah...
ada beberapa anjing kalau tidak salah ada empat ekor di dekat bengkel sipil
aku yang paranoid dengan anjing bingung gak tau harus berbuat apa
Alhamdulillah
Pertolongan Allah begitu dekat
Ada abang – abang yang masih mengelas di bengkel mesin dan kemudian membantuku untuk mengusir anjing – anjing itu hingga benar – benar jauh dari pandangan
Astaghfirullah
Apa jadinya kalau aku harus menghadapi para kawanan anjing itu seorang diri
Fiuh...
Akhirnya kuberanikan diri bertanya kepada kakak akhwat yang begitu sabar menanggapi pertanyaan kritis dan bertubi – tubiku
“Kak, kenapa akhwat gak boleh pulang lewat dari jam 7?”
“Menurut anti kenapa?”
“lah saya nanya, kakak malah tanya balik. Gak ngerti saya kak”
“begini ukhti shalihat, kurang ahsan akhwat yang dikenal sebagai penyeru kebaikan malah terlihat sering pulang malam. Bayangkan bila ada laki – laki iseng di pintu belakang yang menggodanya. Sebelum kakak disini, sudah ada peristiwa yang kurang pantas dialami seorang akhwat saat pulang malam.” Kakak itu mulai bercerita
Akhwat X pulang malam. Seorang diri melewati jalan kecil belakang kampus. Tak lama ada segerombolan pemuda yang tak bisa menahan syahwatnya. Entah apa motifnya. Dan benar saja, akhwat itu menjadi korban kebiadaban gerombolan pemuda tersebut. Harga dirinya di renggut paksa. Ditemukan keesokan paginya dalam keadaan tidak bernyawa.
Astaghfirullah
Aku sadar memang jam malam ini membawa lebih banyak kebaikan bagi kami para akhwat
Kampus memang indah
Segala peraturan yang dterapkan memang sesuai kebutuhan
Tak dapat kubayangkan apa jadinya bila aku harus menghadapi nasib yang sama dengan akhwat itu
Semangat bermanfaat untuk umat

Berhati-hati lebih baik dari pada Nekat. :)

0 komentar:

Kekecewaan dalam dakwah (Curhat)

Sungguh, jalan dakwah ini sungguh membuatku kebingungan.

Ane baru saja dapet ilmu di tasqif, bahwa yang yang menjadi pilar pemerintahan (kepemimpinan) itu ada 3
1. Pemimpin
2. Rakyat
3. Sistem

Dan setelah mendapat ilmu itu, ane berkaca pada perjalanan dakwah yang telah ane hadapi selama 2 tahun ini. kita telaah satu persatu, 

Secara kepemimpinan, dalam pengalamanku memang terlihat tertata rapih. jabatan" penting telah di tempati oleh orang-orang tarbiyah. dan dibelakang mereka ada ikhwah lain yang siap memback-up. menurut ane ini sudah benar

Rakyat, Rakyat ini yang cukup bingung. atas dasar apa kita terpilih menjadi rakyat? dan mengapa rakyat nya perlahan berguguran begini? dan menjadi rakyat pun rasanya hanya tsiqoh dan taat saja yang diperlukan. padahal masih ada arkanul baiah yg lain.

Sistem, ini yang sebenarnya ane masih bingung. bagaimana sistem dalam dakwah ini. Kenapa ini sifat nya Amniah(Rahasia). apa pertimbangan untuk menempatkan posisi. mengapa

Karena seperti inilah, muncul orang orang yang memberontak dengan jalan ini. "Barisan Sakit Hati" lah, "Pemberontak penuh Akhlak" lah.
Ini menandakan bahwa sistem dakwah ini ada yang salah.
ada saja yang mengeluh, dan ada saja yang kecewa dan akhirnya menghilang begitu saja bagai diterpa angin.

Kapan dakwah ini bisa menuju Zaman yang terang benderang? Apa akan selalu kita berada dalam Zaman Jahiliyah yang Nyaman? Apa parameter kesuksesan dakwah kita? apa kita ini DO, Dakwah Organizer? Sampai kapan ini akab berlanjut akhi?

Ini sungguh aneh.
Dan sekarang ane terpilih menjadi Project Officer salah satu acara besar di kampus.
Ane masih bingung? Kenapa Ane? Padahal masih banyak ikhwah lain yang mempunyai kapasistas untuk menepati jabatan ini. dan ane sudah memberikan konsekuensi bila ane terpilih menjadi PO. dan alasan itu tak bisa di sanggah sebenarnya.
dan jawaban mereka para MS : "yang lain akan mendapat amanah yang gak kalah penting akh. nanti antum juga tahu"

Dan sekarang ane mencoba untuk Ikhlas atas semua ini.

Teruntuk para Aktivis Dakwah. Yang tersesat di jalan yang benar
Terutama INSAN, FATH, dan MUMTAZ.

0 komentar:

Tata Cara Istikhoroh
Pertama: Ketika ingin melakukan suatu urusan yang mesti dipilih salah satunya, maka terlebih dahulu ia pilih di antara pilihan-pilihan yang ada.
Kedua: Jika sudah bertekad melakukan pilihan tersebut, maka kerjakanlah shalat dua raka’at (terserah shalat sunnah apa saja sebagaimana dijelaskan di awal).
Ketiga: Setelah shalat dua raka’at, lalu berdo’a dengan do’a istikhoroh:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ رَضِّنِى بِهِ
Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.
[Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga aku pun ridho dengannya]
Keempat: Lakukanlah pilihan yang sudah dipilih di awal tadi, terserah ia merasa mantap atau pun tidak dan tanpa harus menunggu mimpi. Jika itu baik baginya, maka pasti Allah mudahkan. Jika itu jelek, maka pasti ia akan palingkan ia dari pilihan tersebut.
Demikian penjelasan kami mengenai panduan shalat istikhoroh. Semoga bermanfaat.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

0 komentar:

Aku jatuh cinta pada mu ukhti!

"Aku jatuh cinta pada mu Ukhti!"

mungkin tak sedikit (alhamdulillah kalo sedikit) yang berkata seperti ini dalam hati seorang ikhwan (laki-laki).
Layaknya seorang lelaki, pasti akan jauth cinta pada seorang perempuan. Dan kapan rasa cinta itu datang, tiada yang tahu.

Jatuh cinta dalam perjalanan dakwah memang ada saja. ini yang biasa di sebut VMJ (Virus Merah Jambu). bila seorang ikhwan ataupun akhwat yang terkena virus ini. sulit untuk mencaari anti-virusnya. karena anti-virus nya harus dicari sendiri karena ini penyakit hati, dimana penyakit hati itu harus di obati oleh pribadi orang itu sendiri.

Walaupun kita sering menjaga pandangan, dan tahu akan batas-batas antara ikhwan dan akhwat. komunikasi yang terlalu intensif akan menimbulkan rasa cinta itu tumbuh secara tidak sengaja. misalnya dalam sering bertemu dalam suatu kepanitiaan (katanya sih kordinasi) tapi ketemu nya sama dia terusss. lama kelamaan, muncul deh rasa itu.

Kita berada di jalan ini bukan untuk mencari jodoh. bilapun kalian bertemu jodoh di jalan ini. itu sudah kehendak Allah.

Berhati-hatilah kalian kalian para aktivis dakwah, kembali pada niat (Innamal a'malu binniat > Semua berawal dari niat)
Dan ingat hadist ke-1 pada Hadist Arbain. . .

"Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan."

Jadi kembali Luruskan niat kita untuk berada di jalan Allah dan hanya untuk Nya.
Ikhlaskan hati jiwa dan ragamu untuk Allah SWT. Cintai selalu Allah.
Terus jaga dirimu, rencana Allah pasti yang terbaik. Yakinlah itu
Bila kau ragu, maka istikharah lah kerana Allah pasti memberi petunjuk yang terbaik untuk kita



Serta, lindungi dan terus jaga ukhuwah antara kita ya akhi wa ukhti


Untuk Allah, Dakwah dan Tarbiyah

Depok, 11 Juli 2012
Di dalam perjalanan dakwah, menuju kemenangan dan Jannah-Nya :)

0 komentar:

Jangan jadi Aktivis Dakwah 1/2 Hati

Jangan jadi Aktivis Dakwah 1/2 Hati







Siapkan Dirimu Wahai Pejuang!

Samudera kehidupan senantiasa menampilkan ombak-ombak yang besar namun indah dan teratur. Ia bagaikan menari dalam lautan luas dan hendak menyeru kepada manusia tentang kehebatan dan keindahan dirinya yang diiringi dengan deru suara yang menakutkan namun kadang menyejukkan. Dalam keadaan tertentu, ombak begitu tenang dengan hembusan semilir angin yang menyapa hangat. Namun, kadang ia datang dengan gemuruh yang membahana, menjulang tinggi menghempaskan dirinya dalam samudera yang luas, seakan-akan menantang manusia untuk menyeberangi dan mengarungi samudera kehidupan.
Manusia sebagai makhluk yang diciptakan dengan segala kesempurnaannya oleh Allah Azza wa jala, dengan karunia akal dan hati, mau tidak mau harus melalui Samudera itu, dalam kondisi tenang ataupun penuh dengan hempasan ombak yang tinggi menjulang. Manusia dengan segala keperkasaan dan kesombongannya harus melaluinya, karena itulah satu-satunya jalan yang harus dilalui untuk sampai ke tujuannya yang sebenarnya. Senang atau tidak, kita pasti akan melaluinya, apapun diri kita, siapa pun diri kita.
Kehidupan mempunyai aturan dan syarat, mempunyai pedoman dan petunjuk, mempunyai cara tersendiri untuk mengajarkan dan memberikan pengalaman dalam mengarungi kehidupan.
Itulah gambaran perjalanan dakwah ini. Terkadang jalan ini begitu mulus, tenang, nyaman tanpa beban dan cobaan. Namun suatu saat ia datang dengan membawa berbagai masalah, penuh rintangan, dihiasi dengan cacian dan hinaan.
Oleh karena itu, kita harus menyiapkan bahtera terbaik dan terkuat yang bisa dengan gagah dan perkasa menghadapi ombak, badai, dan hujan disertai petir. Tidak hanya itu, kita juga harus menyiapkan perbekalan yang cukup untuk sampai ke tujuan, bahan penggerak dan tentu saja para awak yang bahu membahu dan saling tolong menolong dalam menjalankan bahtera kehidupan.
Perjalanan dakwah harus disiapkan dengan sebaik-baiknya, dengan kesungguhan dan kekuatan tekad, karena dihadapannya telah menanti tantangan, cobaan dan ujian mulai dari hal yang kecil sampai kepada hal yang besar. Oleh karena itu, beberapa hal harus kita siapkan sebelum, saat atau sesudah kita terjun dalam jalan dakwah ini.
Jikalau kita belum terjun atau masih belum punya persiapan untuk menjadi seorang penyeru dakwah, maka jangan menunggu lebih lama, karena kita adalah dai sebelum menjadi apapun. Persiapkan diri kita, karena ini adalah jalan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.
Jikalau kita sudah terjun dalam suatu jamaah dakwah dan merasa minder atau tidak punya kapasitas ilmu agama yang cukup, jangan terpuruk pada paradigma, dakwah adalah perbaikan, maka kita harus terus memperbaiki diri kita sejalan dengan aktivitas dakwah yang kita jalankan, perbaiki dan persiapkan diri, dengan bekal ilmu, iman dan amal ibadah kita. Ilmu dan amal senantiasa beriringan dan tidak bisa dipisahkan.

- Persiapan Internal
Kuatkan Ruhiyahmu
Sebuah pohon yang tumbuh subur, rindang, banyak bunga dan buahnya serta bermanfaat bagi kehidupan membutuhkan perawatan yang teratur. Selain itu, lahan atau tanah yang digunakan harus baik dan kondusif bagi pertumbuhan pohon tersebut.
Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki kandungan dan zat-zat yang dibutuhkan dalam perkembangan benih pohon. Tanah yang terjaga dari berbagai hama dan sesuatu yang merusak serta menghancurkan. Selain itu, harus dapat terkena dengan sinar matahari dan udara yang cukup.
Setelah mempersiapkan tanah yang baik, selanjutnya adalah memilih benih yang baik agar mampu menghasilkan dan menumbuhkan benih-benih dakwah, melahirkan tunas-tunas baru yang siap melanjutkan estafet dakwah dalam membangun umat. Dan komponen-komponen tersebut adalah:
  • Iman (akar)
  • Ikhlas (batang)
  • Sabar (buah)
  • Optimis (Bunga)
Mu’ahadah (Mengingat Perjanjian)
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (QS. An Nahl: 91)

Muraqabah (Merasa diawasi)
Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. (QS. Asy Syu’ara: 218-219)

Muhasabah (Evaluasi Diri)
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18)

Mu’aqabah (Pemberian sanksi)
Mujahadah (Optimalisasi)
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al Ankabut: 69)


Totalitas Perjuangan!



Ikhwah fillah, dalam mengarungi samudera dakwah ini, satu hal yang pasti adalah banyaknya ujian dan cobaan yang seakan tidak akan pernah berhenti mengiringi setiap jejak langkah ini. Ada juga bisikan-bisikan, yang mengajak kita berhenti dan mundur dari jalan ini atau bahkan berbalik menyerang jalan dakwah ini.
Seperti inilah dakwah. Inilah yang dahulu dirasakan juga oleh Rasulullah dan para sahabatnya di masa-masa awal kedatangan Islam. Penyiksaan. Pembunuhan. Boikot. Cacian dan makian. Setiap hari setiap kali mengiringi jalan dakwah Islam.
Namun, itu semua tidak membuat langkah terhenti, tidak membuat berbalik dan memilih untuk kembali, meski mereka disiksa, meski keluarga mereka dibunuh di hadapan mereka, meski mereka harus mengalami cacian, hujatan, dan fitnah yang menyiksa batin, mereka tetap berada dalam dakwah Islam.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari awal dakwah Rasulullah, sehingga melahirkan totalitas yang tinggi dalam dakwahnya dan membuat para sahabat memiliki totalitas yang sama dalam mempertahankan agama dan keyakinannya.

Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan.
Inilah yang dilakukan oleh Muhammad Saw sebelum beliau diutus oleh Allah, dan oleh Nabi-Nabi sebelum beliau, yakni tahannuts atau melakukan penyendirian, merenung dan memikirkan permasalahan di sekitar atau di lingkungan mereka. Proses perenungan ini yang kemudian melahirkan kepekaan yang tinggi dan semangat untuk mengubah keadaan suatu kaum. Proses ini juga melahirkan kekuatan ruhiyah yang tinggi yang dibutuhkan setiap aktivis dakwah dalam agenda-agenda dakwah dan tarbiyahnya.
Ya! Inilah hakikat dakwah itu sendiri, yaitu memperbaiki diri dan umat. Untuk itu kita harus melakukan proses perenungan terhadap berbagai masalah umat ini, mulai dari masalah anak-anak sampai dewasa dan orang tua, tergantung lahan dakwah masing-masing.
Lihatlah kondisi lingkungan kita, di masyarakat atau tetangga misalnya, banyak remaja pengangguran, perokok, peminum, kekerasan rumah tangga, dll, lihatlah mereka sebagai kesempatan untuk mendapat banyak pahala, bukan halangan atau ancaman. Karena mereka adalah mad’u kita di masyarakat, kantong-kantong pahala kita di akhirat.

Melanjutkan generasi dan kaderisasi sebelumnya
Seorang akh ditanya tentang totalitas, apa yang membuat dirinya bisa total dalam dakwah. Kemudian, jawabnya adalah karena saya adalah produk kaderisasi dakwah ini, maka saya juga harus melanjutkan kaderisasi dakwah ini.
Keinginan untuk melanjutkan cita-cita dan visi generasi sebelumnya adalah tabiat dan jalan dakwah yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul.
Kita tentunya pernah mendapatkan atau melalui proses ini, saat sekolah, kuliah bahkan saat kerja dan menjelang pensiun pun, kita tentu mendapatkannya. Dakwah adalah proses perbaikan secara terus menerus, sambung menyambung dari berbagai generasi, jika satu rantai terputus, akan sulit untuk mencapai cita-cita dakwah ini. Maka diperlukan regenerasi. Dan saat inilah, kitalah yang akan menyambungnya, menjadi bagian dari alur kemenangan dakwah ini.

Menciptakan lingkungan pendukung sebagai perisai dakwah
Abu Bakar Ash-Shidiq, Abdurrahman bin auf, bilal bin rabah, Umar bin Khathab, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat-sahabat lainnya di masa awal dakwah Islam menjadi pendukung dan perisai terbaik dalam dakwah Islam di masa itu. Berbagai karakter, keahlian dan kekuatan mereka telah mampu menyebarkan dan memberikan kekuatan dalam dakwah Islam.
Dakwah di era sekarang pun, kita harus memiliki lingkungan atau teman yang saling menguatkan, dengan karakter-karakter yang berbeda.
Ketika kita butuh semangat untuk menghafal Qur’an, maka kita butuh seorang teman penghafal Qur’an. Ketika kita butuh semangat dalam dakwah ini, maka perbanyaklah teman yang memiliki semangat yang tinggi dalam agenda-agenda dakwah ini. Teman yang tidak hanya kuat secara ruhiyah tetapi juga secara jasadiyah. Kita butuh perisai dan pendukung agar dakwah ini mampu menyebar dan menghasilkan manusia-manusia yang Islam tersemai kuat di hatinya. Dan sebaik-baik pelindung adalah Allah swt.
Mari perbaharui ruhiyah kita, dan lihatlah kondisi sekitar kita. Siapa yang akan memperbaikinya? Jawabannya adalah KITA!

Karena kita adalah dai sebelum menjadi apapun!
Karena kita adalah umat terbaik di setiap lembar kehidupan!
Karena kita adalah pemain bukan penonton!
Dan karena kita berada dalam rombongan para pejuang!


0 komentar:

Jangan Biarkan Hati Ini Menghitam

Jangan Biarkan Hati Ini Menghitam




Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?” Allah berfirman, Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya, Jadi begitu pula pada hari ini kamu diabaikan.” (QS. Taha: 125-126).
Ayat yang membuat hatiku bergetar hebat…Takut. Hati ini sungguh takut. Yaa Rabb, bagaimanakah nasibku di Hari Akhir nanti? Apakah hamba termasuk ke dalam golongan yang dihinakan, diabaikan oleh-Mu? Dikumpulkan dalam keadaan buta? Betapa mengerikan! Bayangkanlah… Dikumpulkan dalam keadaan buta … Tuhan kita mengabaikan kita, dan kita pun terhalang memperoleh kelezatan memandang wajah Allah! Na’udzubillah…
Di dunia ini kita telah diberikan berbagai kenikmatan yang sangat besar, mata yang dapat melihat, telinga yang dapat mendengar, mulut yang dapat berbicara, dan juga akal yang dapat berpikir. Bayangkan bila detik ini Allah mencabut nikmat mata, nikmat telinga, nikmat mulut, dan nikmat akal dari kita, apa yang dapat kita lakukan?
Maka, sudahkah kita bersyukur? Menggunakan mata, telinga, dan akal untuk mengambil pelajaran?  Merenungkan dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya? Dengan karunia alat indra dan akal dari Allah, adakah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah? Atau malah mata, telinga, mulut juga akal kita gunakan untuk bermaksiat? Kita gunakan nikmat Allah dengan menuruti  hawa nafsu, mata yang mengumbar pandangan, mulut yang berdusta, telinga yang mendengar hiburan yang melenakan, hati yang lalai mengingat-Nya, dan akal yang tak mau mengambil pelajaran, mengabaikan ayat-ayat-Nya… Padahal mata, telinga, dan hati kita sungguh akan diminta pertanggungjawabannya…
Di dunia ini ada manusia yang dikatakan oleh Allah telah buta. Bukan, bukan matanya yang buta, tetapi yang buta adalah hatinya.
Sebagaimana dalam firman Allah Swt:
“Sesungguhnya bukan penglihatan ini yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada.” (Q.S al Hajj: 46)
Mengapa mata hati menjadi buta?  Karena dalam hati  tidak ada cahaya. Bukankah kita dapat melihat karena adanya cahaya? Begitu pun mata hati kita butuh cahaya. Cahaya dari Allah, Sang Pemilik cahaya.
“Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya dia atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An Nur: 35)
Saya teringat sebuah hadits: “Apabila hamba melakukan dosa, muncul goresan hitam di hatinya. Jika ia melakukan dosa lagi, goresan hitam bertambah. Bila terus begitu, hatinya menjadi hitam.”
Mungkin inilah penyebab butanya mata hati. Hati menjadi hitam karena dosa! Sehingga cahaya ilahi tidak bisa tembus ke dalam hati yang hitam ini!
Rasulullah Saw melanjutkan, “Namun, jika bertobat, hatinya menjadi bersih dan terang.”
Alhamdulillah… Masih ada kesempatan untuk membersihkan hati yang penuh dengan goresan hitam, sehingga hati kita kembali bersih, sehingga cahaya ilahi dapat dengan mudah masuk ke dalam hati ini.
Jangan, jangan biarkan hati kita menghitam, berkarat, dan kemudian membatu. Bahkan menurut Allah, batu pun lebih baik dari hati kita!
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada air yang mengalir sungai-sungai daripadanya, dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antara sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah… (QS. Al Baqarah: 74)
Tidakkah hati kita seorang mukmin malu ketika membaca ayat ini?  Bahkan batu pun jatuh meluncur karena takut kepada Allah! Adakah hati kita takut kepada Allah? Takut tatkala berbuat maksiat dan dosa? Takut akan azab dan siksa-Nya yang teramat keras?
Rasa takut menuntunku untuk bersegera menghadap Allah, mengambil air wudhu… khusyuk, rukuk dan sujud kepada-Nya, bersimpuh memohon ampunan-Nya…
Duhai Rabb Yang Maha Penerima tobat, Rabb Yang Maha Penyayang, ampuni segala dosa hamba, ampuni hamba yang seringkali lalai… Duhai Rabb Yang Maha Lembut, lembutkan hati hamba, sucikanlah hati ini dari segala goresan hitam akibat dosa,  limpahkan cahaya-Mu ke dalam hati ini, teguhkan hatiku di atas iman, jadikanlah hati ini senantiasa khusyuk mengingat-Mu, hati yang selalu merindukan-Mu, rindu untuk memandang wajah-Mu… Ya Tuhanku, kumpulkan aku kelak bersama orang-orang yang Engkau ridhai, jadikan saat berjumpa dengan-Mu sebagai hari terbaik untukku. Amin.

Wallahu’alam bishshawaab.

0 komentar:

Cocok itu berbeda dengan Sama. Cocok itu karena ada nya 2 perbedaan atau lebih yang ternyata melengkapi satu sama lainnya. .

Beda itu unik, beda itu asik, karena berbeda kita bisa melengkapi kekurangan dan kelebihan yang satu dengan yang lainnya.

0 komentar:

DI SAAT KAU BERTARUNG MEMPERTARUHKAN HIDUPMU, SEMANGAT UNTUK TETAP HIDUP ITU MERUPAKAN PENDORONG PALING KUAT. JANGAN PERNAH KAU BERTARUNG TANPA ADA NIATAN UNTUK KEMBALI PULANG. .!!

0 komentar:

Copyright © 2012 MZGZ's blog.